Archive for 2013
Fungsi dan jenis Obeng
Obeng adalah perlengkapan untuk memutar sekrup yang digunakan sebagai pengencang maupun pengendur berbagai komponen.
Sebetulnya jenis obeng yang banyak digunakan terbagi menjadi tiga jenis , yaitu:
6. OBENG BERMAGNET
Ujung mata obeng memiliki magnet untuk menarik sekrup yang jatuh. Ada dua pilihan bentuk: yang berbadan panjang dan yang kecil. Yang panjang mudah menjangkau objek. Gagangnya dari karet dan bertekstur kotak-kotak, sehingga tak licin. Yang kecil untuk objek yang sulit dijangkau oleh tangan. Agar tak mudah lepas, gagang plastik dibuat lekukan garis lurus.
Sebetulnya jenis obeng yang banyak digunakan terbagi menjadi tiga jenis , yaitu:
1. Obeng kembang bermata sekrup silang;
2. Obeng pipih atau plat bermata sekrup pipih;
3. Obeng sok dengan ujung sekrup bulat dan persegi.
Tapi
yang banyak diketahui, satu jenis obeng hanya memiliki satu fungsi. Ini
bisa dilihat dari satu mata sekrup pada satu obeng. Namun sekarang ada
obeng yang memiliki kelengkapan mata sekrup berbeda. Mata sekrup ini
bisa dibongkar-dipasang sesuai kebutuhan. Berbagai model obeng sebagai
berikut:
1. OBENG RATCHET
Bentuknya mirip pistol. Gagangnya bisa menyimpan mata sekrup.
Dilengkapi tiga sekrup seperti kembang, pipih, dan sok. Untuk mengganti
sekrup, cukup bongkar-pasang bagian ujung obeng. Dengan sistem ratchet
--penyetelan dan pemasangan satu arah-- pekerjaan bisa cepat tuntas.
Kelemahannya, bagian penyetelan cepat aus.
2. OBENG ELEKTRIK
Alat pemutar sekrup memakai tenaga elektrik. Jadi, Anda tak perlu
mengeluarkan banyak tenaga. Cukup pencet tombol start, alat pun bekerja.
Alat ini dibantu oleh batere yang bisa diisi ulang. Kelengkapannya
berupa mata sekrup kembang dan plat. Beratnya 1,2 kg, dengan daya
rata-rata 7,2volt. Kelemahannya, batere cepat lemah jika keliru mengisi
ulang.
3. OBENG FLEKSIBEL
Desainnya unik, berbentuk seperti pulpen. Anda bisa menjepitkannya di
saku baju. Dilengkapi oleh dua mata sekrup: kembang dan pipih. Anda
bisa menggunakan kedua sekrup secara bergantian sesuai kebutuhan.
Caranya, ganti sekrup secara bolak-balik. Kelemahannya, bagian penjepit
mudah kendur atau lepas.
4. OBENG BERBADAN LENTUR
Anda kesulitan memutar sekrup di bagian sudut lemari? Obeng berbadan
flesksibel ini solusinya. Badannya besi lapis chrome vanadium yang mudah
dilekuk-lekuk seperti rotan. Kelengkapan mata sekrup: kembang, plat,
dan sok. Yang satu sekrup juga ada. Kelemahannya, untuk objek yang keras
tak begitu kuat.
5. OBENG GAGANG STABIL
Bentuknya seperti hutuf “T”, memudahkan Anda menggenggamnya dan lebih
stabil. Badan dari besi lapis chrome vanadium. Gagangnya dari plastik.
Kelengkapan mata sekrup: kembang, sok, dan pipih. Kelemahannya, gagang
mudah pecah atau retak jika objek terlalu keras.
6. OBENG BERMAGNET
Ujung mata obeng memiliki magnet untuk menarik sekrup yang jatuh. Ada dua pilihan bentuk: yang berbadan panjang dan yang kecil. Yang panjang mudah menjangkau objek. Gagangnya dari karet dan bertekstur kotak-kotak, sehingga tak licin. Yang kecil untuk objek yang sulit dijangkau oleh tangan. Agar tak mudah lepas, gagang plastik dibuat lekukan garis lurus.
Jumat, 05 Juli 2013
Proses kerja mesin bubut
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan
pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan
benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar
dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan
mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan
untuk membuat benda kerja yang berbentuk silindrik.
Benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindel dengan bantuan chuck
yang memiliki rahang (jaw) pada salah satu ujungnya, yaitu pada pusat
sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center yang
lain.
Gerak rotasi benda kerja akan menghasilkan gerak potong, sementara pahat
yang dibawa oleh eretan pada arah translasi sejajar dengan sumbu
spindel dan sumbu putar benda kerja akan menghasilkankan gerak makan.
Mesin bubut
dirancang terutama untuk dapat membuat benda kerja dengan bentuk dasar
silindrik, misalnya membuat poros silindrik, poros kerucut (tirus),
lubang silindrik dan membuat ulir. Di samping mampu membuat benda kerja
silindrik, mesin juga juga mampu mengerjakan bentuk-bentuk lain, seperti
meratakan permukaan dan proses knurling
Kemampuan Yang Dapat Dilakukan Oleh Mesin Bubut
1. Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.
2. Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik
pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong
pahtnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk
semua proses pemotongan pada mesin bubut.
3. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4. Pembubutan tirus (chempering)
Adapun caranya sebagai berikut :
• Dengan memutar compound rest
• Dengan menggeser sumbu tail stock
• Dengan menggunakan taper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa
juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran,
biasanya untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pad benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang,obeng agar tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja.
Proses keja Mesin Bubut
Ada tiga proses yang dihasilkan oleh mesin bubut diantarnya adalah:
1. Proses Kerja Mesin Bubut
1. Proses Kerja Mesin Bubut
Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat secara translasi.
2. Input Dari Proses Mesin Bubut
Penggerak dari mesin bubut adalah motor listrik. Daya menjadi transmisi diteruskan transmisi I dan II.
Daya yang diteruskan melalui transmisi I akan menggerakan spindle, cekam dan benda bekerja.
Sedangkan daya yang diteruskan pada transmisi II, diubah menjadi gerak translasi oleh poros pembawa.
3. Output Dari Proses Mesin Bubut
Proses dari mesin bubut menghasilkan :
a. Benda kerja yang sudah dibentuk sesuai dengan keinginan.
b. Geram (sisa hasil pemotongan).
Sumber: http://www.kuliah.file-edu.com/
Rabu, 03 Juli 2013
Cara menggunakan Tubing cutter
Alat pemotong pipa ada 2 macam yaitu tubing cutter dan gergaji (hacksaw).
Yang perlu diperhatikan pada saat memotong pipa adalah jangan sampai
kotoran-kotoran masuk
dalam system waktu memotong pipa. Untuk memotong pipa
dengan tubing cutter, pipa dimasukan antara
roller dan cutting whell.
Tightening knop berfungsi untuk menyesuaikan dengan diameter pipa yang
dipotong.
Tubing Cutter
Bila roda pemotong ditukar dengan roda penekan yang tumpul, maka fungsi
tubing cutter akan berubah menjadi memperkecil ujung diameter pipa, sehingga
dapat disambung dengan pipa yang lebih kecil.
Cara potong pipa
Semoga bermanfaat
Selasa, 02 Juli 2013
Teknik Pengelasan
Mengelas adalah
salah satu cara menyambung dua bagian logam ara perrnanen dengan
menggunakan tenaga panas. Tenaga panas ini diperlukan untuk mencairkan
bahan dasar yang akan disambung dan kawat las sebagai bahan pengisi.
Setelah dingin dan membeku, terbentuklah ikatan yang kuat dan permanen.
Dalam konstruksi yang rnenggunakan bahan baku logam. hampir sebagian besar sambungan-sambungannya dikerjakan dengan cara pengelasan. Sebab dengan cara ini dapat diperoleh sambungan yang lebih kuat dan lebih ringan dibanding dengan keling. Di samping itu, proses pembuatannya lebih sederhana.
Dewasa ini teknologi pengelasan telah berkembang begitu pesat lebih dan 40 Jenis pengelasan telah dikenal orang dan digunakan dalam praktek penyambungan logam. Karena begitu banyaknya jenisjenis pengelasan maka dibuatlah kiasifikasi. Menurut cara pelaksanaan sambungannya, proses pengelasan dikiasifikasikan menjadi:
Cara Pengelasan yang termasuk las cair
Las gas yang menggunakan bahan bakar asetilin lebih populer disebut las asetilin atau las oksi-asetilin atau las karbit.
Las asetlin
Seperti halnya cara pengelasan yang lain, las asetilin digunakan untuk menyambung dua bagian logam secara permanen. Dalam penyambngan dua logam ini, dapat dilakukan tanpa bahan pengisi atau dengan tambahan bahan pengisi. Hal ini bergantung pada ketebalan pelat yang disambungkan dan jenis sambungan yang diinginkan.
Selain digunakan untuk menyambung dan menyolder, las asetilin dipaki juga untuk pemotongan logam. Untuk pengelasan (menyambung) digunakan pembakar (torch), sedangkan untuk memotong logam digunakan pembakar pemotong (cutting torch).
2. Las listrik
B. LAS TAHANAN LISTRIK
C. SOLDER ATAU BRAZING
Sebagai alat pemanas untuk penyolderan ini dapat digunakan pipa hembus, pemanas listrik, atau alat pembakar yang biasa digunakan dalam las gas (las asetilin). Pelapisan permukaan (mempertebal permukaan) termasuk juga proses pengelasan, bahan pelapis yang dilapiskan pada permukaan benda dapat berupa kawat las atau serbuk las.
Dari beberapa cara pengelasan yang disebutkan di atas, yang akan dibahas lebih mendalam pada buku ini adalah:
Dalam konstruksi yang rnenggunakan bahan baku logam. hampir sebagian besar sambungan-sambungannya dikerjakan dengan cara pengelasan. Sebab dengan cara ini dapat diperoleh sambungan yang lebih kuat dan lebih ringan dibanding dengan keling. Di samping itu, proses pembuatannya lebih sederhana.
Dewasa ini teknologi pengelasan telah berkembang begitu pesat lebih dan 40 Jenis pengelasan telah dikenal orang dan digunakan dalam praktek penyambungan logam. Karena begitu banyaknya jenisjenis pengelasan maka dibuatlah kiasifikasi. Menurut cara pelaksanaan sambungannya, proses pengelasan dikiasifikasikan menjadi:
(1) las lumer (las cair)
(2) las tahanan listrik
(3) solder atau brazing
A. LAS LUMER (LAS CAIR)
Pada proses las cair bahan dasar dan
kawat las dipanaskan hingga keduanya mencair dan berpadu satu sama
lain. Untuk jenis-jenis sambungan tertentu las cair ini kadang-kadang
tidak diperlukan kawat las, sehingga yang dicairkan hanyalah bagian
bahan dasar yang akan disambungkan saja.
Cara Pengelasan yang termasuk las cair
1. Las gas
Las gas adalah cara pengelasan di mana
panas yang digunakan untuk pengelasan diperoleh dan nyala api
pembakaran bahan bakar gas dengan oksigen (zat asam).
Bahan bakar gas yang biasa digunakan pada pengelasan gas adalah gas asetilin (gas karbit). Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan suhu terlalu tinggi digunakan jenis gas lain, misalnya propan, gas alam (methan) dan LPG(Liquid
Petroleum Gas). Gas-gas tersebut mempunyai nilai panas yang lebih rendah dari gas asetilin.
Bahan bakar gas yang biasa digunakan pada pengelasan gas adalah gas asetilin (gas karbit). Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan suhu terlalu tinggi digunakan jenis gas lain, misalnya propan, gas alam (methan) dan LPG(Liquid
Petroleum Gas). Gas-gas tersebut mempunyai nilai panas yang lebih rendah dari gas asetilin.
Las gas yang menggunakan bahan bakar asetilin lebih populer disebut las asetilin atau las oksi-asetilin atau las karbit.
Las asetlin
Las asetilin (las karbit) adalah cara pengelasan dengan menggunakan nyala api yang didapat dari pembakaran gas asetilin dan oksigen (zat asam).
Seperti halnya cara pengelasan yang lain, las asetilin digunakan untuk menyambung dua bagian logam secara permanen. Dalam penyambngan dua logam ini, dapat dilakukan tanpa bahan pengisi atau dengan tambahan bahan pengisi. Hal ini bergantung pada ketebalan pelat yang disambungkan dan jenis sambungan yang diinginkan.
Selain digunakan untuk menyambung dan menyolder, las asetilin dipaki juga untuk pemotongan logam. Untuk pengelasan (menyambung) digunakan pembakar (torch), sedangkan untuk memotong logam digunakan pembakar pemotong (cutting torch).
2. Las listrik
Las listrik atau las busur adalah cara
pengelasan dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panasnya.
Beberapa macam proses las yang termasuk pada kelompok las listrik
adalah :
a.Las listrik elektroda karbon
b.Las listrik dengan elektroda berselaput
c.Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
d.Las listrik MIG (Metal Inert Gas)
e.Las listrik busur rendam (Submerged)
B. LAS TAHANAN LISTRIK
Las tahanan listrik adalah cara
pengelasan dengan menggunakan tahanan (hambatan) listrik yang terjadi
antara dua bagian logam yang akan disambungkan. Cara pengelasan ini
digunakan pada las titik, las tekan atau las roll.
C. SOLDER ATAU BRAZING
Penyolderan adalah cara penyambungan
logam dibawah pengaruh penyaluran panas dengan bantuan logam menyambung
(solder) yang mempunyai titik lebur lebih rendah daripada logam yang
akan disambingkan. Pada proses solder atau brazing, hanya bahan
penyambungannya saja yang dicairkan, sedang bahan dasarnya dipanaskan
sampai suhu cair bahan penyambungan tersebut.
Sebagai alat pemanas untuk penyolderan ini dapat digunakan pipa hembus, pemanas listrik, atau alat pembakar yang biasa digunakan dalam las gas (las asetilin). Pelapisan permukaan (mempertebal permukaan) termasuk juga proses pengelasan, bahan pelapis yang dilapiskan pada permukaan benda dapat berupa kawat las atau serbuk las.
Dari beberapa cara pengelasan yang disebutkan di atas, yang akan dibahas lebih mendalam pada buku ini adalah:
1.Las gas, lebih khusus lagi las asetilin, termasuk cara pemotongan dengan las asetilin dan brazing.
2.Las listrik, khususnya las listrik dengan elektroda berselaput.
Kedua cara pengelasan ini lebih luas
pemakainya, mudah penggunaannya, dan relatif murah peralatannya
dibanding cara pengelasan lain.
Cara Kerja Chain Hoist
Dengan munculnya revolusi dalam teknologi ada memiliki beberapa atau
modifikasi lain di mesin yang berbeda yang kita gunakan tetapi cara
dasar berfungsi tidak dapat diubah. Ada begitu banyak hal yang ada di
dunia ini yang fungsi dapat disempurnakan dan dimodifikasi sampai batas
tertentu tetapi Anda tidak bisa mengubahnya sangat. Satu hal sehingga
dapat terdaftar adalah Chain Hoist.
Sebuah hoist adalah perangkat
yang digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban melekat padanya
dengan sarana roda mengangkat atau gendang. Pencabutan beban dilakukan
dengan tali atau kawat yang mengitari roda atau drum. Roda atau drum
dapat menggunakan listrik untuk operasi atau dalam beberapa kasus
mungkin juga dapat dioperasikan secara manual. Seiring dengan drum dan
kawat, yang lain bagian integral dari hoist adalah media lifting yang
digunakan. Para media mengangkat berbeda yang digunakan adalah rantai,
serat atau tali kawat. Kail juga tersedia di mana beban terpasang.
Salah
satu jenis yang paling umum digunakan di seluruh dunia adalah hoist
Chain Hoist. Jenis yang umum digunakan adalah dioperasikan secara
elektrik. Dalam hal ini jenis hoist, rantai yang digunakan sebagai
media angkat. Berikut ada rantai tertutup yang membentuk lingkaran yang
akhirnya mengangkat beban. Katrol juga dilampirkan dengan hoist untuk
mengangkat beban. Sejumlah katrol kecil dan besar ditemukan dalam
rantai kerekan.
Untuk meningkatkan beban, rantai harus ditarik.
Ketika ditarik, katrol besar menarik lebih rantai dari apa yang
dibutuhkan oleh sisi yang lebih kecil memfasilitasi awal prosedur
mengangkat. Berbagai bidang aplikasi rantai hoist terdiri dari industri
besar yang manufaktur dan konstruksi.
Kerja dari rantai hoist dapat dipahami dari hal-hal berikut:
- Menggunakan gigi untuk melipatgandakan kekuatan.
- Sebuah rantai hoist ketika dioperasikan dengan tangan membutuhkan operator untuk menarik rantai lingkaran cahaya di samping.
- Ini ternyata mekanisme gigi dalam untuk mengubah rantai katrol.
- Ketika katrol ini berubah, itu menimbulkan rantai berat yang biasanya memiliki pengait di ujungnya.
- Dengan menarik rantai lingkaran cahaya, manual hoist sebenarnya mampu meningkatkan kekuatan yang sedang diterapkan oleh rantai berat.
- Hal ini disebabkan oleh rasio gigi dalam manual chain hoist.
- Pekerjaan mekanik yang dilakukan oleh operator adalah sama dengan kerja yang dilakukan oleh rantai angkat berat
Prosedur
yang ditetapkan juga dapat diotomatisasi dengan menggunakan Rantai
dioperasikan secara elektrik Hoist. Jadi menyederhanakan banyak beban
kerja angkat.
Cara mengoperasikan gerinda tangan
Gerinda tangan adalah salah satu alat yang paling sering digunakan
dalam proses produksi metalworking. Mesin gerinda tangan akan sangat
bermanfaat bila digunakan sesuai dengan prosedur yang aman. Bila cara
aman menggunakannya tidak dipenuhi, risiko yang akan muncul sangat besar
karena alat ini menggunakan prinsip putaran mesin yang tinggi. Nah,
untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja saat mengoperasikan
mesin gerinda tangan, ada baiknya mengikuti standar prosedur pemakaian
mesin gerinda tangan.
Perlengkapan Keamanan Pribadi
Sebelum menggunakan mesin gerinda tangan, pakailah perlengkapan
pengaman pribadi. Hampir semua cedera akibat kecelakaan penggunaan mesin
gerinda tangan adalah mengenai kepala. Karena itu gunakanlah pelindung
kepala yang full-face dan transparan untuk meminimalisir risiko cedera
parah. Usahakan sebaiknya rambut tidak panjang, bila memang panjang,
ikat kebelakan dan dimasukkan ke dalam topi.
Pakai alat penutup telinga untuk mengurangi suara bising saat
pengerjaan menggunakan mesin gerinda tangan. Usahakan menggunakan alat
penutup telinga yang sudah terstandarisasi secara teknis dan medis untuk
mengurangi suara bising yang dapat didengar telinga manusia.
Pakai sepatu pengaman saat proses grinding berlangsung. Sepatu yang
dipakai adalah sepatu yang tidak mudah terbakar dan pada bagian jemari
kaki dilindungi oleh lapisan sepatu yang lebih kuat.
Kenakan pakaian operator yang benar. Pakaian yang digunakan adalah
pakaian yang cukup tebal dan menutupi semua bagian tubuh. Hindari
pakaian yang longgar karena dapat mengakibatkan baru gerinda yang lepas
atau pecah masuk ke dalam kolong baju.
Gunakan sarung tangan yang menutupi semua bagian tangan. Pastikan
sarung tangan yang dipakai nyaman dan Anda tetap dapat dengan cepat
menyentuh tombol OFF disaat yang diperlukan.
Inspeksi Mesin Gerinda Tangan
Selain persiapan pengamanan pribadi, hal yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan mesin itu sendiri. Pastikan jack cable
terpasang dengan sempurna pada stop kontak. Bila menggunakan terminal
stop kontak pakailah stop kontak dengan dudukan berbentuk lingkaran pada
masing-masing stop kontaknya.
Sama seperti alat listrik lainnya, mesin gerinda juga berisiko
mengalami korsleting bila arus listrik mengalir dengan tidak sempurna.
Sesuaikan batu gerinda yang akan dipakai. Penggunaan batu gerinda
yang salah juga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Dan bukan
hanya mesin rusak, risiko cedera juga akan meningkat.
Batu gerinda yang digunakan juga harus dalam kondisi baik atau prima.
Periksa kondisi gerinda harus dalam bentuk yang simetris. Bila batu
gerinda asimetris akan mengakibatkan pecah pada putaran tinggi.
Perhatikan posisi kabel saat mengerjakan proses menggerinda. Karena
bila tidak bisa mengakibatkan kabel terpotong dan mengalami korsleting
sehingga akan menghambat pekerjaan Anda.
Cara Menggerinda dengan Aman
Saat proses menggerinda, posisikan badan dengan nyaman dan aman. Selalu gunakan kedua tangan untuk memegang mesin.
Jangan menekan mesin terlalu keras ke benda kerja, karena akan
mengakibatkan mesin bekerja dengan berat. Biasanya ini dikarenakan batu
gerinda yang tidak tajam. Dengan begitu daya listrik yang dipakai akan
lebih besar. Ini akan menjadi sebuah kerugian bagi Anda sebagai
pengusaha.
Gunakanlah batu gerinda yang tajam, berkualitas prima dan anti selip. Maka proses pengerjaan akan menjadi lebih efisien, hemat listrik, dan hemat waktu.
Perhatikan jarak aman material yang digerinda dengan tanah. Jadi saat
material dipotong tidak jatuh terlalu tinggi dari posisi pemotongan
yang dapat mengakibatkan cedera kaki.
Arahkan percikan api dengan benar dan jauh dari orang di sekitar
Anda. Beberapa material mungkin tidak menghasilkan percikan api saat
proses menggerinda, namun sisa potongan kecilnya tetap berbahaya karena
panas dan dapat mencederai orang disekitar Anda. Setiap mesin gerinda
pasti terdapat petunjuk arah berupa tanda panah yang menunjukkan kemana
arah buang percikan api.
Jangan ambil risiko menggunakan batu gerinda yang asal murah.
Perhatikan kualitasnya, karena ini sangat berpengaruh terhadap hasil
kerja dan efisiensi waktu dan daya.
Penyimpanan dan Perawatan Mesin Gerinda
Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti
total. Kemudian letakkan mesin gerinda di permukaan yang datar dengan
batu gerinda berada diatas (mengarah ke atas). Ini untuk mengantisipasi
bila mesin tidak sengaja menyala, maka batu gerinda yang berputar tidak
mengenai benda apapun.
Cabut kabel mesin dari stop kontak bila sudah tidak akan digunakan
lagi dalam jangka waktu lama atau saat sedang mengganti batu gerinda.
Sumber: http://primerateknik.com
Cara Kerja Spray Gun
Sudah banyak aplikasi finishing pengecatan menggunakan spraygun serta banyak macamnya dari spray gun yang terdapat di pasaran sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Untuk spray gun pada dasarnya ada 3 kontrol utama.
(1) Pengatur Volume Bahan Finishing
Kontrol untuk mengatur besar kecilnya jumlah bahan yang keluar dalam sekali tekan atau semprot. Knob adalah yang mengatur jarak lubang nozzle dengan jarum nozzle ketika posisi pelatuk spray gun di tekan. Jarak itulah yang membuat udara bertekanan menarik bahan finishing keluar.
(1) Pengatur Volume Bahan Finishing
Kontrol untuk mengatur besar kecilnya jumlah bahan yang keluar dalam sekali tekan atau semprot. Knob adalah yang mengatur jarak lubang nozzle dengan jarum nozzle ketika posisi pelatuk spray gun di tekan. Jarak itulah yang membuat udara bertekanan menarik bahan finishing keluar.
Memutar knob tersebut ke kiri (berlawanan arah jarum jam)
akan memperbesar jarak jarum nozzle sehingga bahan finishing lebih banyak
keluar. Tekan pelatuk hingga menyentuh batasnya (penting sekali dalam setiap
penyemprotan) lalu putar knob pada saat yang sama searah jarum jam untuk
mengatur jumlah bahan finishing.
(2) Pengatur Jumlah Udara Keluar
Pengatur jumlah udara yang keluar seperti biasanya terletak disamping spray gun dan memiliki fungsi untuk mengatur udara yang keluar dalam sekali tekanan pelatuk. Udara yang memiliki tekanan akan keluar melalui ujung spray gun dan akan bercampur dengan bahan finishing serta menjadi partikel yang kecil. Arah dan ukuran bahan yang bercampur udara tadi diatur oleh lubang angin di ujung spray gun (Air Horn). Knob ini pula yang mengatur lebar dan arah semprotan.
Dasar pengaturannya sama dengan Pengatur Bahan Finishing.
(2) Pengatur Jumlah Udara Keluar
Pengatur jumlah udara yang keluar seperti biasanya terletak disamping spray gun dan memiliki fungsi untuk mengatur udara yang keluar dalam sekali tekanan pelatuk. Udara yang memiliki tekanan akan keluar melalui ujung spray gun dan akan bercampur dengan bahan finishing serta menjadi partikel yang kecil. Arah dan ukuran bahan yang bercampur udara tadi diatur oleh lubang angin di ujung spray gun (Air Horn). Knob ini pula yang mengatur lebar dan arah semprotan.
Dasar pengaturannya sama dengan Pengatur Bahan Finishing.
(3) Pengatur Tekanan udara
Pengaturan tekanan udara adalah control terakhir yang bisa dilakukan pada saat mengatur semprotan terakhir. Kontrol ini untuk mengatur besar kecilnya tekanan udara yang masuk dari spray gun. Jika tekanan semakin kecil yang digunakan maka semakin besar bahan yang di capai.
Pengaturan tekanan udara adalah control terakhir yang bisa dilakukan pada saat mengatur semprotan terakhir. Kontrol ini untuk mengatur besar kecilnya tekanan udara yang masuk dari spray gun. Jika tekanan semakin kecil yang digunakan maka semakin besar bahan yang di capai.
Bentuk Spray Gun
Ada beberapa jenis spray gun yang memiliki desain berbeda walaupun cara kerjanya sama. Setiap jenis barang memilki fungsi yang berbeda masing-masing memiliki kelebihan.
Ada beberapa jenis spray gun yang memiliki desain berbeda walaupun cara kerjanya sama. Setiap jenis barang memilki fungsi yang berbeda masing-masing memiliki kelebihan.
Tabung di bawah pistol: biasa disebut HVLP (High Volume Low
Pressure), alat ini paling banyak digunakan untuk aplikasi base coat yang
menuntut jumlah bahan lebih banyak.
Gravity spray gun: Tabung terletak diatas spray gun, biasanya digunakan untuk finishing akhir (top coat) dengan viscositas lebih tinggi.
Gravity spray gun: Tabung terletak diatas spray gun, biasanya digunakan untuk finishing akhir (top coat) dengan viscositas lebih tinggi.
Senin, 01 Juli 2013
Cara Pengeboran Keramik Dinding
Langkah 1 Menentukan Posisi Keramik Yang Akan di bor
Tentukan titik keramik yang akan di buat
lubang bor. Ukur dengan teliti titik as yang akan dibor . Beri tanda
silang sebagai pusat daerah yang akan di bor
Langkah 2 Penempatan piring-non slip panduan ke keramik
Tempatkan piring anti slip panduan ke daerah yang benar pada keramik siap untuk menerima mata bor
Langkah 3 Slot bor ke piring panduan siap untuk membentuk lubang di keramik
Tempatkan mata bor ( jenis mata bor
berlian) atau holesaw ke dalam lubang ukuran yang benar dari pelat bor
dan tekan bor melawan ubin porselen keramik lainnya lik granit atau
marmer. Untuk memudahkan, terlebih dahulu basahi mata bor dengan
mencelupkannya ke dalam air maka ini membantu untuk mendinginkannya.
Perlahan lakukan pengeboran bor selama antara lima dan sepuluh detik
tetapi tidak lebih. Hal ini ditujukan supaya mata bor tidak cepat panas
Langkah 4 Lepaskan bor untuk mengekspos lubang kecil pada keramik
Jika Anda menghapus bor dan pelat panduan
anti slip dari dinding, anda akan melihat sebuah lubang kecil pada
permukaan keramik. Hal ini juga akan sama untuk ubin marmer, granit
worktops, travertine, batu tulis, keramik dan banyak bahan keras
lainnya. Pada titik ini anda bisa membuang piring panduan (piring bor)
karena tidak lagi diperlukan. Mata bor akan duduk kembali dengan mudah
ke dalam arena dan tidak ada pilot drill diperlukan lagi.
Langkah 5 Tempatkan bor berlian kembali ke keramik porselen untuk lubang bor
Tempatkan mata bor kembali ke keramik
porselen dan kunci ke tempatnya tanpa sliping. Hal ini sangat aman untuk
mengebor lubang pada keramik tanpa perlu pelat panduan. Keramik keras
termasuk granit, marmer travertine, dan porselen sangat padat dan panas
sehingga tentu saja akan dengan cepat terlobangi oleh mata bor berlian
menggilingi permukaan keramik. Anda harus mengontrol panas yang terjadi
pada bor keramik anda.
Langkah 6 Tambahkan spons basah untuk mendinginkan bor saat Anda bekerja
Anda akan membutuhkan spons basah kecil
tentang ukuran sabun dan direndam dalam air. Menggunakan spons untuk
mendinginkan mata bor berlian akan mencegah awal bor tersendat
putarannya sehingga bisa merusak permukaan keramik di sekitar daerah
yang akan dibor. Dalam kontras mata borberlian jika dibiarkan dingin
akan mudah untuk menggiling lubang pada lapisan keramik. Tapi
hati-hati: Silakan memperlakukan holesaws berlian dengan baik dan hati
hati. Bor perlahan-lahan, menghindari panas dan tekanan untuk supaya
mata bor than lama.
Langkah 7 Menempatkan spons basah dibawah bor
Pegang spons basah BAWAH mata bor untuk
mendinginkan mata berlian dsaat anda menjalankan mesin lubang bor ke
keramik. Ada dua alasan: 1. Spons benar-benar akan mencegah air
mengalir dari bawah ke dinding dan lantai. Sebaliknya spons basah
hanya berisi cukup air untuk mendinginkan bor dan tidak banjir
proyek. 2. Spons basah bertindak untuk menangkap debu yang
dipancarkan dari keramik. Dengan memegang spons segala sesuatu yang
keluar dari lubang pengeboran dapat ditangkap. Setelah pengeboran
selesai, kembalikan spons basah ke ember dan bilas keluar. Semua bahan
dari bor genteng akan terkandung dan mudah untuk dibuang.
Langkah 8 Hasil akhir.
Setelah sekitar 3 menit dari pengeboran
pada keramik dengan tebal kira-kira 9mm – 11mm atau bahkan 12mm,
dengan lapisan batu yang sangat keras pada keramik, dengan holesaw
dengan jenis mata bor berlian akan menghasilkan sebuah lubang chip yang
sempurna.
Semoga bermanfaat !!!
Cara kerja Mesin Las Listrik
Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
- motor bensin atau diesel
- gardu induk
Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator.
Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt
Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus.
Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.
Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh dari mesin las.
Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda kerja.
Mesin las ada dua macam, yaitu:
- mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)
- mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik)
Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
- pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.
Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan
Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:
- busur nyala stabil
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit
Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:
- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah
Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.
Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala ampere.
- motor bensin atau diesel
- gardu induk
Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator.
Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt
Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus.
Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.
Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh dari mesin las.
Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda kerja.
Mesin las ada dua macam, yaitu:
- mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)
- mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik)
Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
- pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.
Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan
Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:
- busur nyala stabil
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit
Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:
- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah
Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.
Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala ampere.
Membuat Ulir dalam dan Ulir Luar Dengan Tap dan Snay Dies
Untuk ukuran diameter ulir yang kecil
maka kita tidak memerlukan mesin bubut untuk membuat ulir missal pada
baut dan mur. Hanya dengan menggunakan tangan dengan peralatan Tap dan
sney maka kita dapat membuat ulir.
Tap adalah untuk membuat ulir dalam
(mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut). Pada bagian
pertama dari tulisan ini kita akan membahas cara membuat ulir dalam
dengan menggunakan Tap.
Tap ( Membuat ulir dalam )
Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan “TAP” dalam hal ini disebut saja “tap tangan”
untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Bahannya
terbut dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan.
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian ( Gambar 1)
Gambar 1
Tap memiliki beberapa macam ukuran dan
tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik
ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang tertera pada
Tap ( hal ini juga berlaku pada Sney).
Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai berikut:
a. Tap/snei M10 x 1,5.
Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik
10 = Diameter nominal ulir dalam mm
1,5 = Kisar ulir
b. Tap/snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16
Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth
¼ = Diameter nominal ulir dalam inchi
20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi
Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan
tap, supaya dalam pemakainannya lebih mudah. Dibutuhkan kunci pemegang
tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada 3 macam ( Gambar 2 ),
yaitu:
1. tipe batang,
2. tipe penjepit,
3. tipe amerika.
Gambar 2
Langkah Pengetapan.
Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja
harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu.
Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan dengan rumus:
D = D’– K
Dimana :
D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K = Kisar (gang).
Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″ = 5/16 “
Setelah dibor, kemudian kedua bibir
lubang dicamfer dengan bor persing di mana kedalamannya mengikuti
standar cemper mur.Bentuk standar mur dan baut untuk bermacam-macan
jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan
dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.
Contoh Urutan pengetapan dengan membuat ulir ukuran M10X1,5
1. Buatlah lubang pada benda kerja dengan diameter 8,5 mm
2. Pilih dan ambil mata tap M10 X 1,5 serta pasangkan pada tangkainya
3. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama. yaitu tap no.1 (Intermediate tap) kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir,dan terakhir tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian
Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas
pada tap, kemudian pastikan bahwa tap enar-benar tegak lurus terhadap
benda kerja. Putar tap secara perlahan searah jarum jam. Pemutaran tap
hendaknya dilakukan ±270o maju searah jarum jam, kemudian diputar mundur ±90o berlawanan arah jarum jamdengan tujuan untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan putar lagi ±270o maju searah jarum jam dan mundur lagi 90o berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.
Minggu, 30 Juni 2013